Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasakan panas dari matahari, radiator, atau api unggun. Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana kalor sebenarnya berpindah? Dalam fisika, perpindahan kalor terjadi melalui tiga cara yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi. Setiap proses ini memiliki mekanisme uniknya sendiri dan penting untuk banyak aplikasi kehidupan sehari-hari, mulai dari teknologi rumah tangga hingga iklim global. 1. Konduksi: Perpindahan Kalor Melalui Kontak Langsung Konduksi adalah proses di mana kalor berpindah melalui kontak langsung antara partikel-partikel dalam suatu bahan, terutama dalam zat padat. Saat satu bagian dari benda dipanaskan, partikel-partikel di area tersebut mulai bergetar lebih cepat dan mentransfer energi kinetik mereka ke partikel-partikel tetangga. Dengan cara ini, kalor menyebar dari satu ujung benda padat ke ujung lainnya. Pada logam, proses ini terjadi dengan sangat cepat karena adanya elektron bebas yang membantu membawa kalor dari area y...
Suara musik seringkali membuat sensasi tersendiri bagi perasaan kita. Kita dapat merasakan bahagia, semangat, sedih, galau, ceria saat mendengarkan musik. Seringkali kita juga akan memilih jenis musik yang sesuai dengan perasaan yang sedang kita alami ataupun untuk menciptakan suasana perasaan tertentu.
Musik yang kita dengarkan merupakan harmonisasi dari berbagai alat musik. Musik pop misalnya terdiri dari harmonisasi drum, gitar, serta piano. Pada musik jaz kita akan mendengarkan harmonisasi alat-alat musik dengan ciri khas saxophone di dalamnya, sementara pada musik dangdut kita akan mendengar seruling dengan ciri khasnya. Suara yang beragam akan kita dengarkan dari alat-alat musik tersebut.
Suara alat musik akan berbeda-beda saat kita dengarkan dari alat musik yang berbeda meskipun pada tingkatan nada yang sama. Kita akan dengan mudah membedakan suara seruling, piano, biola, saxophone, maupun gitar. Secara fisika bagaimana kita dapat menjelaskan fenomena tersebut?
Gambar 1. Contoh alat musik (a) biola, (b) saxophone, (c) terompet |
Suara dari sebuah alat musik sebenarnya tidak hanya terdiri dari satu frekuensi saja. Artinya tidak hanya terdapat satu gelombang saja yang membentuk bunyi suatu alat musik. Gelombang-gelombang tersebut saling berinterferensi membentuk gelombang baru yang periodik. Pola gelombang hasil interferensi tersebut kita kenal dengan gelombang nonsinusoidal. Pola gelombang (bentuknya) tersebut mempengaruhi suara yang kita dengar.
Gambar 2. Bentuk gelombang dari (a) garpu tala, (b) seruling, (c) klarinet |
Sebagai contohnya dapat kita lihat pada gambar 2 bahwa beberapa alat musik dan pola gelombangnya. Garputala merupakan sumber gelombang yang sinusoidal sementara alat musik seperti seruling dan klarinet merupakan sumber gelombang yang nonsinusoidal. Bentuk gelombang yang dapat kita tinjau pada selang waktu t yang berbeda mengakibatkan suara yang kita dengar berbeda.
Sebagai tambahan, suara alat-alat musik terdiri dari bunyi-bunyi dengan frekuensi yang harmonik. Yaitu frekuensi yang mempunyai tingkatan dengan deret tertentu. Apabila frekuensinya tidak harmonik maka yang kita dengar bukanlah bunyi yang selaras yang berarti kita akan mendengar noise.